Cilegon,- Medianews.co.id,- Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPSA) Bagendung, Kota Cilegon, Kamis (6/4/2023). Mereka mempelajari pengelolaan sampah menjadi Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) yang sudah dilakukan oleh Pemkot Cilegon.
Kunjungan diawali dengan diskusi berupa penjelasan terkait tahapan pendirian dan proses produksi BBJP Plant oleh Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon Ahmad Aziz Setia Ade Putra. Dia menegaskan bahwa pengelolaan sampah di Kota Cilegon tidak menggunakan APBD, melainkan hasil dari bantuan PLN sebesar Rp10 miliar.
“Pabrik BBJP ini terbangun atas bantuan dari PLN, nanti kita juga akan mendapatkan bantuan dari Bank Dunia melalui Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), jadi pengelolaan sampah ini memang murni tidak menggunakan dana APBD Kota Cilegon,” ungkapnya.
Menurut Aziz, saat ini pengelolaan sampah Kota Cilegon menjadi primadona bagi daerah lain di Indonesia. Sudah kurang lebih 33 daerah datang ke Kota Baja untuk belajar masalah tersebut.
“Saat ini kapasitas produksi BBJP Plant masih 30 ton per/hari dan akan ke depan akan ditingkatkan menjadi 200 ton per/hari. Alhamdulillah Cilegon menjadi kota pertama yang berhasil mengubah sampah menjadi Co-Firing atau pendamping batubara,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto menyampaikan bahwa kunjungan ini sebagai bentuk keseriusan DKI Jakarta untuk bisa menduplikasi program pengelolaan sampah dari Kota Cilegon.
“Kedatangan kami ingin belajar tentang pengelolaan sampah yang sudah dilakukan oleh Pemkot Cilegon yang bekerjasama dengan Indonesia Power. Inovasi pengelolaan sampah yang dilakukan Pemkot Cilegon ini bukan hanya mengurangi sampah tetapi juga bisa mendatangkan pendapatan, jadi saya rasa ini sesuatu yang luar biasa untuk ditiru dan diterapkan di DKI Jakarta,” jelasnya.
Menurut Asep, sampah masih menjadi persoalan bagi seluruh daerah di Indonesia, tak terkecuali DKI Jakarta. “Apalagi Jakarta yang setiap hari dapat memproduksi sampah tidak kurang dari 7.800 ton per hari yang diantar ke TPA Bantar Gebang,” ujarnya.
Asep menambahkan, teknik pengelolaan sampah yang dilakukan Pemkot Cilegon merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalah sampah di Jakarta. “Mengubah sampah menjadi BBJP ini menjadi solusi terbaik saat ini untuk kami dalam mengatasi permasalah sampah di Jakarta, mudah – mudahan sepulangnya kami dari sini kami bisa menerapkannya di Jakarta,” pungkasnya. (*)