Lebak,- Medianews.co.id,- Penyakit Tuberkulosis (TBC) di Indonesia menempati peringkat kedua setelah India dengan estimasi kasus sebanyak 1.060.000 kasus dan kematian sebanyak 134 ribu per tahun. Untuk menemukan dan mengobati kasus tersebut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi Banten melakukan skrining TBC ke Kampung Baduy Dalam Desa Cibeo Kecamatan Cirinten Kabupaten Lebak pada Selasa (29/10/2024).
Skrining TBC digunakan untuk mencari tanda-gejala penyakit TBC pada orang yang pernah terpapar dengan seseorang yang mengidap penyakit TBC aktif atau yang berisiko tinggi terpapar TBC. Hadir dalam Giat tersebut Dinas Kesehatan Banten di Kampung Baduy Dalam selama dua hari bersama Kementerian Kesehatan RI, Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Puskemas Cisimeut, dan Puskemas Cirinten.
Giat Skrining TBC melalui Kepala Seksi P2PMTM Dinas Kesehatan Provinsi Banten, drg. Nenden Diana Rose, MARS mengatakan, TBC sampai saat ini masih menjadi masalah serius yang dihadapi Indonesia bahkan dunia dan saat ini di Indonesia Provinsi Banten menempati posisi ke-5 kasus TBC tertinggi.
“Kita tahu penyakit TBC ini sangat menular sehingga membuat kita sulit sekali menanggulangi persoalan ini apabila tanpa bantuan semua pihak. Makanya kami adakan Giat ini di Kampung Baduy yang sangat sulit untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan karena mereka harus melangkah jauh untuk mendapatkan akses tersebut,” ucap drg. Nenden.
Ia berharap dengan adanya kegiatan ini kasus TBC di Provinsi Banten semakin turun dan Provinsi Banten menjadi daerah yang bebas TBC. Dengan adanya dari Dinas Kesehatan Banten dalam melakukan Giat skrining TBC. “Harapan kami kasus TBC di Provinsi Banten bisa turun dan masyarakat Baduy Dalam bisa teratasi dalam Kesehatan penyakit apapun, semoga ke depan Provinsi Banten bebas TBC,” harapnya.
Sementara itu, Sulistio Tim kerja TBC Kementrian Kesehatan melanjutkan pihaknya akan menskrining TBC terhadap beberapa kasus yang belum ditemukan di Banten. Skrining dilakukan dengan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien.
“Kami merencanakan skrining besar-besaran yang transformasional dengan memanfaatkan peralatan X-Ray Artificial Intelligence untuk memberikan hasil diagnosis TBC yang lebih cepat dan lebih efisien, termasuk bi-directional testing bagi penderita diabetes agar mereka mendapatkan pengobatan TBC sedini mungkin,” ucapnya.
“Bahkan Kamipun turun lansung ke kampung Baduy untuk menggali informasi soal TBC untuk segera diatasi bagi yang terjangkit TBC. Harapan kami dari Kementerian Kesehatan segera di dirikan Puskesmas yang tidak jauh dari perkampungan Baduy Dalam, agar masyarakat mendapatkan hak layak Hidup sehat. Kalau perlu dirutinitaskan sebulan sekali lakukan Giat diagnosis di seluruh Kampung Baduy Kabupaten Lebak Provinsi Banten,” tutupnya.