Cilegon,- Medianews.co.id,- Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dispendikbud) Kota Cilegon menyelenggarakan acara nonton bareng film inspiratif berjudul “Buku Harianku”. Acara ini merupakan bagian dari upaya untuk menanamkan pendidikan karakter pada anak-anak sejak usia dini. Senin, 19 Agustus 2024,
Kepala Dinas Pendidikan Kota Cilegon, Heny Anita Susila, M.Pd, menjelaskan bahwa acara ini dirancang sebagai kegiatan yang tidak memaksa. Walaupun film ini ditujukan untuk anak-anak, penonton diharapkan hadir secara sukarela. Anak-anak diberikan tiket yang harus dibeli sendiri, sehingga tidak ada unsur paksaan dalam kegiatan ini. Heny menekankan bahwa sekolah-sekolah tidak boleh mewajibkan anak-anak untuk mengikuti acara ini. Film tersebut merupakan bagian dari program pemerintah, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Komunikasi dan Informatika, serta Forum Pemuda Pelopor di bawah Kementerian Pemuda dan Olahraga.
“Ini memang konsumsi anak-anak gitu ya, tetapi ini tidak di paksakan sifatnya, unsurnya suka rela mau nonton karena memang ada tiket yang harus di beli oleh anak-anak, jadi sekolah juga jangan mewajibkan, tidak boleh mewajibkan, artinya nanti film ini akan ditonton oleh anak-anak tidak ada unsur pemaksaan gitu,” ungkapnya.
Program ini mendukung inisiatif pemerintah dalam membentuk karakter anak-anak melalui film yang menampilkan nilai-nilai persahabatan, kasih sayang, dan manfaat penggunaan gadget untuk informasi positif.
“Film ini mengajarkan bagaimana menangani penyakit Alzheimer dan menampilkan nilai-nilai penting seperti keberanian dan tanggung jawab. Misalnya, terdapat cerita tentang bagaimana usaha untuk membeli tanah pertanian untuk dijadikan vila digagalkan, yang mengajarkan pentingnya menjaga dan menghargai sumber daya alam,” tambahnya.
Dalam pelaksanaannya, Kepala Sekolah memiliki peran penting dalam menentukan apakah film ini sesuai untuk anak-anak di sekolah mereka. Kepala Sekolah diminta untuk mempertimbangkan kecocokan film berdasarkan usia dan perkembangan anak. Penilaian ini penting untuk memastikan bahwa film yang dipilih dapat memberikan manfaat pendidikan yang optimal tanpa adanya unsur pemaksaan.
“Jadi Kepala sekolah juga bisa menilai, bukan hanya karena ada himbauan dari ibu (Kadis-red),ibu tidak memaksakan, dari dinas pendidikan silahkan disaring oleh Kepala – Kepala sekolah tentang penguatan pendidikan karakter melalui media visual yaitu nonton film Buku Harian Ku,” ujarnya.
Salah satu Kepala Sekolah, Nani Mulyati, memberikan pandangan bahwa film ini cocok untuk anak-anak di kelas 1, 2, dan 3. Namun, untuk kelas 4, 5, dan 6, mungkin film ini kurang sesuai. Nani mengusulkan agar hasil dari penayangan film diikuti dengan tindak lanjut di kelas, di mana wali kelas dapat memberikan penjelasan kepada siswa mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam film tersebut. Ini penting agar anak-anak dapat memahami dan menerapkan pelajaran dari film dalam kehidupan sehari-hari mereka.
“Film ini bagus luar biasa untuk karakter – karakternya masuk semua, disitu mungkin nanti tinggal di follow up lagi di kelas masing-masing wali murid nya nanti Wali kelasnya diberi edukasi mengapa seperti ini mengapa seperti itu agar ada penjelasan begitu,”
Nani juga menekankan bahwa materi film harus sesuai dengan tingkat usia anak dan harus ada pengawasan untuk memastikan bahwa tidak ada tindakan bullying di antara siswa. Penting bagi anak-anak untuk saling menghargai dan memahami perbedaan antara dunia orang tua dan dunia anak-anak, sehingga terjadi keseimbangan dan pemahaman yang baik antara kedua generasi.
“Harus sesuai dengan tingkatan usia ya, ini juga tidak ada bully membully memang saling menghargai sesama teman saling menghargai sesama orang tua dunia orang tua dengan anak muda itu harus balance,” pungkasnya.
Dengan adanya kegiatan seperti nonton bareng film ini, diharapkan anak-anak dapat lebih memahami nilai-nilai karakter yang penting dalam kehidupan mereka. Melalui film, mereka dapat belajar tentang persahabatan, kasih sayang, dan tanggung jawab dengan cara yang menyenangkan dan mendidik.
