Diduga Adanya Pembangunan Sport Center Baitul Quran, Genangan Lumpur Tanah Merah Memasuki Rumah Warga

25

KOTA SERANG,- Medianews.co.id,- Kerapnya hujan yang mengguyur di beberapa waktu hari ini cukup telah membuat kehawatiran bagi warga masyarakat Kp. Ciputri, RT.002-RW.008, Kelurahan Banten Kecamatan Kasemen Kota Serang – Banten.

Pasalnya, dari semenjak beberapa hari ini warga sekitar telah merasa resah dengan terjadinya genangan air yang bercampur lumpur tanah merah, yang kerap masuk kedalam pelataran halaman dan bahkan masuk kerumah pemukiman warga.

Padahal diketahui sebelumnya, bahwa setiap kali telah datang musim hujan pun tidak pernah terjadi seperti sekarang ini, jelas Bapak Sanuri, sambil dirinya menunjukan genangan air yang sudah membanjiri halaman rumahnya.

“Saat ini Saya merasa bahwa setelahnya adanya pembangunan didepan rumah, maka seperti inilah kondisi rumah saya saat datangnya hujan”,
Bahkan mungkin juga seluruh rumah rumah yang ada di Kp. Ciputri, terdampak seperti ini,”
jelas Sanuri.

Menurut hasil pantauan media dan beberapa informasi yang didapati disekitar pemukiman, bahwa luapan air campur lumpur tersebut diketahui telah membanjiri rumah pemukiman warga terhitung dari mulai hari senin kemarin dan juga disebabkan oleh adanya aktivitas pelaksanaan pembangunan Sport Center Baitul Quran di wilayah Kelurahan Banten Kecamatan Kasemen, Rabu, (7-9-2022).

Selanjutnya dikesempatan terpisah juga telah dibenarkan Uyung, salah satu warga masyarakat sekitar Kp. Ciputri, RT02/RW08 Kelurahan Banten. Dirinya telah membenarkan hal terkait warga sekitar yang sudah mengalami kejadian tersebut, bahkan juga telah merasa diresahkan akibat genangan lumpur akibat dampak dari pembangunan proyek yang kini sedang dilaksanakan, saat datang turun hujan.

Ada sebanyak dari puluhan rumah warga Kp. Ciputri yang pelataran dan rumahnya tergenangi air lumpur, bahkan warga sekitar sering terpeleset karena kondisi jalan coran licin oleh lumpur tanah.

Baca juga  Pemkot Targetkan 25 persen Warga Miliki Identitas Kependudukan Digital

Hal ini memang jelas bahwa lumpur tanah merah yang meluap kepemukiman rumah warga adalah tanah yang hanyut terbawa air hujan dari lokasi proyek”,

“Di karenakan juga, di sebanjang kurang lebih 400 meter pagar panel telah berdiri dibangun, dan tanpa adanya saluran irigasi yang dibangunkan.
Pagar panel tersebut mentok berdempetan dengan coran jalan lingkungan warga sekitar,” ucap Uyung, selaku warga sekitar.

Menurutnya, dalam hal ini sangatlah perlu perhatian khusus jika bisa dikatakan curah hujan masih tinggi, sedangkan antisipasi kurang.

“Curah hujan sangat tinggi perlu antisipasi, padahal juga kami selaku warga masyarakat sudah melakukan koordinasi dengan pihak pihak terkait, dan bahkan kami juga telah menerima balasan surat dari salah satu intansi pemerintah dengan jawaban yang tidak idealis kepada kami selaku masyarakat yang juga merupakan Warga Negara Republik Indonesia yang sangat memiliki hak untuk dilayani dan diayomi. Bukan justru terkesan mengabaikan kami yang sudah menempuh upaya membangun komunikasi baik dan benar,” pungkas Uyung.

“Sementara ini kami hanya berharap dan meminta kepada instansi pemerintah secara terstrukur agar bisa mengkaji ulang adanya rencana pembangunan tersebut, dengan maksud dan tujuan, warga hanyalah meminta bahwa di masing masing kedinasan nya untuk melakukan kembali kajian ulang lingkungan sekitar agar sama sama membangun SDM yang baik, tepat, dan bisa betul betul memberi kesejahteraan terhadap warga masyarakat sekitar,” tutupnya. (*)

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini